"welcome to my blog"

semoga kamu mendapatkan apa saja yang kamu butuhkan

Sabtu, 06 November 2010

verterbrata (biologi)

A. VERTERBRATA
1.      Agnatha
Kelas agnatha berbentuk seperti ikan, namun tidak bersisik. Hewan ini  tidak memiliki rahang (ghanatos). Rangkanya terdiri dari atas tulang rawan.Celah insangnya berjumlah liama atau lebih. Jantungnya mempunyai dua ruang, yaitu satu serambi dan satu bilik. Siripnya tidak berpasangan. Kebanyakan parasit pada hewan lain. Contoh spesies hewan ini adalah ikan lamprey atau Petromyzon dan ikan hag atau Polistotrema.
2.      Chondrichthyes
Kelompok ikan berkerangka tulang rawan kerangkanya tersusun dari tulang rawan yang elastis. Terdapat sekitar 1.000 jenis meliputi hiu, ikan pari, ikan cucut.
     
                                                     Gambar 1.1
3.      Osteichthyes
Kelompok ikan berkerangka tulang sejati mempunyai tulang tengkorak dan tulang rangka serta ruas-ruas tulang belakang. Ikan bergerak dengan bantuan sirip yang diperkuat oleh tulang rusuk. Sirip ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor.
                                               Gambar 1.2
4.      Amphibia
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
             Gambar 1.3
5.      Reptilia
Kelompok hewan melata (reptil) adalah binatang bertulang belakang berkulit berkulit kering, bersisik, dan bernapas dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
Kura-kura dan penyu mempunyai tubuh yang lebar dan dibungkus oleh kulit cangkang yang tersusun dari zat tanduk yang keras dan kasar. Kulit bagian atas berbentuk cembung dan bundar disebut karapaks dan kulit bagian bawah datar disebut plastron yang berfungsi menyokong dan melindungi tubuh kura-kura.
                   Gambar 1.4
Kadal mempunyai tubuh panjang dan langsing yang meruncing ke belakang dan berakhir berupa ekor. Leher kadal panjang, pada badannya terdapat empat kaki dengan lima jari pada masing-masing kaki. Kadal adalah hewan yang sangat tangkas, dapat lari dan merayap dengan cepat. Ekor kadal yang panjang bisa membantu pergerakannya. Beberapa jenis memutuskan ekornya bila dalam keadaan bahaya. Ekornya yang diputus akan bergerak-gerak dan menarik perhatian musuh sehingga kadal dapat lari dan selamat dari bahaya.
Ular mempunyai tubuh yang panjang tanpa kaki, seluruh tubuhnya ditutupi sisik yang tumpang tindih, berfungsi untuk meluncur di atas tanah. Ular mempunyai lidah bercabang dua yang sering dijulurkan ke luar mulutnya, lidah ini berfungsi sebagai alat pembau yang membantu organ perasa yang terletak di dalam mulutnya. Mata ular selalu terbuka karena tidak mempunyai kelopak tetapi ditutupi oleh suatu lapisan bening.
Buaya mempunyai tubuh yang panjang, berkulit tebal, berkaki pendek, dan ekor panjang yang kuat, biasanya lebih panjang dibanding badannya. Buaya mempunyai moncong yang panjang dilengkapi gigi yang kuat dan tajam untuk menangkap mangsa. Gigi buaya berjumlah 30 – 40 buah pada setiap rahang dan akan tampak tersambung ketika mulutnya tertutup. Dan gigi keempat  pada kedua rahangnya tampak menonjol ketika mulutnya tertutup.
Tuatara adalah satu-satunya sisa keturunan hewan melata purba yang hidup lebih dari 200 juta tahun yang lalu. Pertumbuhan dan perkembangan tuatara sangat lambat. Panjang tubuhnya berkisar 46 – 24 cm. Pertumbuhannya berlangsung sampai umur 25 – 35 tahun, sedangkan usianya bisa mencapai 100 tahun. Tuatara hanya bisa ditemukan di beberapa kepulauan di panatai Selandia Baru. Pada malam hari tuatara mencari serangga, burung-burung, atau kadal, sedangkan pada siang hari tidur.
                   Gambar 1.5
6.      Aves
Burung adalah hewan berbulu yang mempunyai sayap sehingga bisa terbang. Kecepatan burung terbang bisa mencapai 160 km/jam. Namun tidak semua jenis burung bisa terbang, misalnya penguin dan burung unta. Penguin berenang dan burung unta berjalan dengan kakinya, sedangkan sayapnya  digunakan untuk menjaga keseimbangan.
A.     Struktur dan Fungsi Alat Tubuh
Struktur dan fungsi alat tubuh burung (aves) adalah sebagai berikut :
a.   Penutup tubuh
·        Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
ü      Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
ü      Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
ü       Plumae, Bulu yang sempurna.
ü       Barbae
ü       Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
ü      Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
ü      Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
ü      Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
ü      Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.

                                                        Gambar 1.6

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
ü      Tectrices, bulu yang menutupi badan.
ü      Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
ü      Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
Ø      remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
Ø      Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
Ø       Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
ü      Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
ü      Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
  1. Fungsi bulu
ü      Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin.
ü      Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka.
ü      Penutup tubuh.
ü      Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
ü      Untuk memperindah tubuh.
ü      Plumae berfungsi agar dapat terbang.
ü      Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
ü      Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
ü      Mengangkat tubuh burung di udara.
ü      Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
ü       Untuk melindungi kulit dari serangga.
ü      Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
B       Sistem Rangka
a.       Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
ü      Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
ü      Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
ü      Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
ü      Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
ü      Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
                               Gambar 1.7
b.      Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
ü      Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
ü      Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
ü      Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
ü      Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
ü      Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
ü      Korakoid : Penghubung tulang dada. 
ü      Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang.
ü      Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
ü      Pelvis : Penghubung tulang ekor.
ü      Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
ü      Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
ü      Tulang paha : Untuk persendian.
C       Sistem Pencernaan Makanan
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan kimiawi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.Fungsi organ pencernaan pada burung :
ü      Paruh : Mengambil makanan.
ü      Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
ü      Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
ü      Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
ü      Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
ü      Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
ü      Pankreas : Menghasilkan enzim.
ü      Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
ü      Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
ü      Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
ü      Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
ü      Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
Ø      Pencernaan usus.
Ø      Saluran uretra dari ginjal
Ø      Saluran kelamin
D      Sistem Pernapasan
Organ-organ Pernapasan pada Burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.
                                                       Gambar 1.8
7.      Mamalia
Hewan menyusui (mamalia) mempunyai tubuh yang tertutup oleh rambut dan memiliki alat gerak yang berupa dua pasang tungkai, sepasang tungkai belakang dan sepasang tangan, atau sepasang tungkai depan yang menyerupai sirip, atau alat gerak yang menyerupai sayap. Hewan menyusui berkembang biak dengan melahirkan anak, tetapi ada juga yang bertelur. Hewan betina memiliki kelenjar susu yang berfungsi untuk memberi makanan kepada anaknya pada awal pertumbuhan.
Hewan menyusui (mamalia) mempunyai sistem peredaran darah yang efisien dan tertutup, mempunyai satu jantung dengan dua bilik jantung. Hewan menyusui bernapas dengan paru-paru dan mempunyai sistem saraf. Tengkoraknya terpisah dari tulang belakang dan dihubungkan oleh tulang leher. Hewan menyusui (mamalia) merupakan bagian dari hewan bertulang belakang. Berdasarkan ciri-ciri dasarnya hewan menyusui dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: mamalia monotrema,  mamalia marsupialia, dan mamalia plasenta.
Mamalia monotrema adalah hewan menyusui yang mengerami telurnya. Merupakan kelompok hewan menyusui yang jumlahnya paling sedikit, hanya dua jenis yang masih hidup saat ini, yaitu platipus dan echidna. Cara berkembang biak platipus dengan bertelur. Telurnya dibuahi di dalam saluran telur, ketika telurnya terus berkembang, maka kelenjar akan mengeluarkan cairan untuk menambah putih telur dan cangkang.
Mamalia marsupialia adalah hewan menyusui yang berkantong. Kelompok hewan ini melahirkan anaknya yang masih lemah, kemudian dibesarkan di dalam kantongnya. Terdapat sekitar 266 anggota kelompok ini diantaranya kanguru, koala, dan oposum.
                   Gambar 1.9
Mamalia plasenta adalah hewan menyusui yang mengandung dan melahirkan anaknya. Mempunyai bentuk dan ukuran tubuh beragam. Ciri kelompok hewan ini adalah memiliki rambut di seluruh tubuhnya . Selain itu betinanya memiliki kelenjar susu. Kelompok hewan menyusui banyak ragamnya, diantaranya:
Kelinci mempunyai telinga yang panjang dengan ekor yang pendek. Tubuhnya ditutupi oleh bulu yang tebal. Kaki belakangnya lebih panjang dan lebih kuat dibandingkan dengan kaki depan. Kelinci tidak berjalan tetapi meloncat.


                 Gambar 1.10

Simpanse bisa mencapai tinggi 1,75 m dan mempunyai tubuh pendek gemuk dan kuat. Lengannya lebih panjang dibandingkan dengan kakinya dan mempunyai ibu jari. Warna bulunya coklat ke hitam-hitaman, wajahnya lebih terang dengan bibir yang tebal. Simpanse menghabiskan waktunya dengan berjalan atau merangkak. Walau demikian simpanse juga pemanjat yang baik untuk mencari buah-buahan dan daun-daunan sebagai makanannya.
Lumba-lumba termasuk dari sub ordo ikan paus, terdiri dari 32 jenis. Merupakan hewan menyusui yang hidup di air dan bernapas dengan paru-paru. Lumba-lumba bisa berenang dengan sangat cepat untuk mencari makanannya berupa ikan  kecil yang ada di permukaan air.

B       HEMICHORDATA
Hemichordata, atau Acorn Worms adalah sebuah divisi dari kecil umumnya hewan kecil yang dulu dianggap sebagai bagian dari Chordata. Namun ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa tidak satupun dari mereka memiliki ekor posting dubur atau notochord dan mereka telah dialokasikan untuk sebuah divisi mereka sendiri.
Mereka semua binatang seperti cacing laut. Hanya ada sekitar 90 spesies yang diketahui semua yang benthik (hidup di dasar laut) dalam bentuk dewasa mereka. Spesies terkecil hanya beberapa milimeter panjang dan terbesar, Balanoglossus gigas dapat mencapai panjang 1,5 meter (4,7 kaki). Semua pakan spesies yang dikenal di partikel kecil dari bahan organik baik sebagai penyaring makanan sebagai pemakan substrat. Mereka memiliki distribusi yang luas dan dapat ditemukan di sebagian besar perairan dunia baik di perairan pantai yang dangkal dan di laut yang lebih dalam.
Rencana dasar tubuh ini tripartit (tiga bagian). Bagian pertama disebut "Protosome '. Ini adalah belalai diubah dan di banyak spesies yang bersifat jangka pendek, inilah spesies yang telah diberi nama umum hemichordates mereka 'Acorn Worms'. protosome ini diikuti dengan 'kerah' yang dikenakan tentakel di Pterobranchia tetapi tidak di Enteropneusta. Di balik ini adalah sebuah koper 'yang berisi organ pencernaan dan reproduksi. Filum ini dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Enteropneusta, Pterobranchia dan Planctospaeroidea. ketiga kelas berbagi beberapa atribut tetapi sangat berbeda dalam diri orang lain.
a.      Kelas Enteropneusta
Ini dikenal sebagai cacing acorn. Ada sekitar 70 spesies, dan biasanya kurang dari 2,5 cm, meskipun beberapa yang lebih besar, lihat kowalevskii benar horsti. Mereka seperti cacing dan ditutupi dengan lendir belalai berbulu mata panjang yang digunakan dalam pengumpulan makanan dan menggali. Dua baris berlari menuruni faring celah bagasi, tetapi tidak memiliki insang terpasang. Beberapa pernapasan dan pertukaran gas tidak terjadi melalui celah-celah, tetapi juga terjadi di seluruh permukaan tubuh. Mereka tidak lophophore. Mereka adalah penggerak lesu dan hidup di bawah batu atau di liang di lumpur atau pasir, biasanya di zona intertidal. Reproduksi bersifat seksual dan aseksual (fragmentasi), dan pembuahan eksternal.  Horsti kowalevskii, di sebelah kanan, biasa terjadi di pantai-pantai Atlantik dari Eropa dan Amerika Utara.
b.      Kelas Pterobranchia
Hewan-hewan hidup dalam tabung 1-7 mm panjang, dan sepuluh spesies telah diuraikan sejauh ini. tabung ini melekat pada substrat dengan tangkai (lihat kiri). Beberapa tinggal kolonial. kerah mereka memiliki lophophore dari 1-9 berbulu mata, tangan mengeluarkan lendir yang digunakan dalam mengumpulkan makanan. Beberapa spesies memiliki sepasang celah faring; spesies lainnya tidak memilikinya. usus mereka adalah berbentuk U dengan anus dekat mulut. Rhabdopleura sp. (Lihat satu orang di sebelah kiri) koloni bentuk dalam tabung terhubung. Ini memiliki dua lengan dengan alur makanan dan tentakel bercabang dari kerah. Reproduksi adalah dengan pemula.
c.       Kelas Planctospaeroidea
Grup ini hanya diketahui dari bentuk larva yang mirip dengan Enteropneusts, namun jauh lebih besar - hingga 2,2 cm diameter.
Ø      Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan adalah melalui usus berakhir di anus terminal. Di balik mulut adalah rongga mulut yang mengarah ke dalam faring yang memiliki celah insang. Insang ini diyakini akan digunakan terutama untuk membantu pertukaran gas (respirasi). The Pharynx mengarah ke kerongkongan yang pada gilirannya akan mengarah ke usus yang merupakan situs utama pencernaan. usus yang akhirnya mengarah ke anus.
Ø      Sistem peredaran darah
Gas pertukaran terjadi selama seluruh tubuh serta dalam celah faring. Darah tidak berwarna dan tidak memiliki pigmen pernapasan. Hal ini terpaksa melalui beberapa pembuluh binatang oleh detak jantung otot yang memaksa darah melalui sinus pusat. Jantung mengkonstriksi sinus, tetapi darah tidak benar-benar masuk ke dalam hati sehingga tidak hati dalam arti ketat. Darah melewati dua pembuluh darah longitudinal dan serangkaian sinus.
Ø      Sistem Saraf
Sistem saraf berasal dari sub-epidermal bersih dan menebal di wilayah pertengahan dorsal belalai dan daerah pertengahan ventral batang ke tali saraf hampa. Di leher mereka adalah serat saraf raksasa, tetapi fungsi mereka kurang dipahami dan hewan itu dapat bertahan hidup layak baik tanpa mereka.
Ø      Sistem Reproduksi
Reproduksi dapat terjadi sebagai akibat fragmentasi tubuh orang dewasa, tetapi biasanya melibatkan dua jenis kelamin dan pemupukan telur. Kedua jenis kelamin memiliki banyak gonad dan pembuahan eksternal. Betina mengusir kelompok telur ke permukaan substrat dari dalam lubang mereka (2.000 sampai 3.000 telur pada satu waktu). Pada laki-laki yang juga mengeluarkan mani ke dalam air, sperma yang berenang dan mencari telur yang diyakini, mereka mendeteksi secara kimia. Telur yang dibuahi berkembang menjadi tornaria 'larva sebuah' dan hidup sebagai bagian dari plankton (mengambang di laut) selama beberapa minggu sampai mengalami metamorfosis ke dalam 3 bagian tubuh yang dewasa memiliki dan tenggelam ke lantai-laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar